Warga Kepulauan Meranti Gempar, 21 WNA Bangladesh Terdampar di Pantai Beting Diduga Mau Menyeberang ke Malaysia - TARGET RIAU

Selasa, 04 Februari 2025

Warga Kepulauan Meranti Gempar, 21 WNA Bangladesh Terdampar di Pantai Beting Diduga Mau Menyeberang ke Malaysia


Sebanyak 21 warga negara asing (WNA) berkebangsaan Bangladesh ditemukan terdampar di Pantai Beting Beras, Kepulauan Meranti, Selasa (4/2/2025) dinihari tadi. Target Riau Com- Ketenangan warga Desa Kuala Merbau, Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, terusik pada Selasa (4/2/2025) dini hari. Sebanyak 21 warga negara asing (WNA) berkebangsaan Bangladesh ditemukan terdampar di Pantai Beting Beras.

Kehadiran mereka, yang seluruhnya laki-laki dewasa, sontak membuat warga kaget dan segera berinisiatif mengamankan mereka ke halaman kantor desa.

Begitu mendapat laporan dari masyarakat, aparat desa bersama warga segera memastikan kondisi para WNA tersebut. Tak lama kemudian, personel dari Kepolisian Sektor Tebingtinggi Barat dikerahkan untuk melakukan pengamanan dan mengumpulkan informasi mengenai keberadaan mereka.

Menurut Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Kurnia Setyawan melalui Iptu Iskandar Novianto, terdamparnya WNA pencari suaka ini merupakan kejadian pertama kali di Kepulauan Meranti. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan perempuan maupun anak-anak di antara mereka, berbeda dengan kejadian serupa di wilayah lain.
 
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa para WNA ini dijemput oleh dua tekong lokal berinisial MP, warga Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir dan SY, warga Desa Melai, Kecamatan Rangsang Barat. Dimana ada seorang penanggungjawab berinisial D. 

Keduanya berangkat dari Kedabu Rapat menuju Pelabuhan Buton, Kabupaten Siak, pada Senin (3/2/2025) 

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima jam, mereka tiba di Buton pada pukul 00.00 WIB dan menjemput 21 WNA tersebut. Namun, rencana perjalanan mereka ke Kedabu Rapat berujung gagal setelah speedboat yang mereka tumpangi terdampar di Pantai Beting Beras sekitar pukul 04.00 WIB, akibat diterjang ombak dan angin kencang dan mengalami kerusakan parah. 


Dalam pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa semua WNA ini memiliki paspor sebagai identitas resmi. Namun, akibat insiden di laut, hanya 15 paspor yang berhasil diselamatkan, sementara 6 paspor lainnya diduga hilang terbawa arus laut.

Lebih lanjut, Iptu Iskandar Novianto, menegaskan bahwa pihaknya akan mendalami kasus ini untuk mengungkap siapa pihak yang bertanggung jawab di balik upaya penyelundupan ini.

"Para WNA ini memiliki paspor, namun dalam perjalanan sebagian dokumen mereka hilang akibat insiden di laut. Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif dan tujuan mereka sebenarnya," ujar Iptu Iskandar. 

Terungkap fakta baru. Dari informasi yang beredar, para WNA ini diduga berencana menuju Malaysia melalui jalur laut ilegal di Selat Malaka.

Selat Malaka selama ini dikenal sebagai jalur perlintasan strategis yang sering digunakan untuk penyelundupan manusia. Jarak antara Desa Kedabu Rapat di Kepulauan Meranti dengan Malaysia tidak terlalu jauh jika ditempuh menggunakan speedboat, sehingga menjadi rute favorit bagi imigran gelap yang ingin masuk ke negeri jiran tanpa dokumen resmi. (Red)

Bagikan berita ini

Disqus comments