MERANTI - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menargetkan prevalensi stunting di angka 14 persen. Saat ini, prevalensi stunting masih berada di angka 19,6 persen.
Kata Plt Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H Asmar, prevalensi stunting pada tahun 2022 sesuai dengan hasil SSGI yakni 17,5 persen. Jika dibandingkan berdasarkan hasil input elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPBGM) tahun 2022, hanya sebesar 9 persen. Kemudian, berdasarkan inputan e-PPGBM tahun 2023, rata-rata prevalensi stunting sebesar 9 persen dari 11.135 balita, dengan jumlah sasaran 13.745 balita (81 persen). Sedangkan berdasarkan survei kesehatan indonesia tahun 2023, prevalensi stunting kepulauan Meranti naik menjadi 19,6 persen
Kondisi ini, diakui Asmar, tak hanya terjadi di Meranti saja. Setidaknya, se Riau, prevalensi stunting terjadi kenaikan di 7 kabupaten. Sementara hanya di 5 kabupaten kota terjadi penurunan.
"Angka stunting Meranti dari 2021 sebesar 23 koma sekian persen sudah turun jadi 17,5 persen pada penilaian tahun 2022. Tapi dalam survei ini naik menjadi 19,6 persen. Kita belum tau masalahnya dimana," kata Asmar kepada wartawan, Rabu (29/5/2024).
Meski berada di angka 19,6 persen, kata Asmar lagi, kedepan ditargetkan prevalensi stunting Kepulauan Meranti bisa turun minimal menjadi 14 persen. Untuk mencapai target itu, semua pihak terkait diminta saling bahu membahu untuk bekerja keras.
Nantinya, kata Asmar lagi, minggu kedua bulan depan akan dilakukan penimbangan balita serentak se Riau. Ini sesuai dengan surat edaran dari Pemprov Riau yang telah dikirim ke kabupaten kota. Dari penimbangan ini, diharapkan bisa mendapat angka yang ditargetkan.
"Kita akan segera menurunkan angka stunting Meranti minimal 14 persen tahun 2024 ini. Kalau misal tak tembus juga, akan kita laksanakan secara door to door setiap rumah untuk penimbangan balita ini," ujar Asmar.
Disampaikan Asmar juga, dia dan beberapa OPD yang tergabung dalam tim percepatan penurunan stunting baru saja selesai mengikuti penilaian kinerja di Pekanbaru. Dia mengaku bisa menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan tim panelis.
"Tadi sudah kita jawab sesuai dengan porsi masing-masing. Harapannya tentu Kabupaten Meranti menjadi yang terbaik. Tahun sebelumnya saya juga yang menjawabnya insyaAllah tahun ini bisa lebih baik. Tadi semua pertanyaan dari panelis bisa kita jawab," beber Asmar.
Acara penilaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Kota dalam pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2024 ini digelar di Arya Duta Hotel. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Pj Gubernur Riau, Ir H SF Hariyanto MT.
Menurut SF Hariyanto, secara umum prevalensi stunting di Riau turun 3,9 persen. Yang semula di angka 17,5 persen menjadi 13,6 persen. Dengan angka ini, membuat Riau berada di posisi tiga terendah se nasional setelah Bali dan Jambi.
"Sekarang Kampar sudah 7,6 persen dan Pekanbaru 8,7 persen, ini luar biasa. Artinya, kita masih dimungkinkan tembus 1 digit pada penilaian berikutnya," ujar SF Hariyanto.
"Ini kerja tim. Bersama semua pihak kita akan upayakan sampai di angka 1 digit itu. Setelahnya, kita tidak bahas anak stunting, tetapi lebih ke pencegahan agar kedepan tak ada lagi anak stunting di Riau," tambah SF Hariyanto lagi.
Turut menghadiri acara tersebut, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kepulauan Meranti, dan seluruh Kelompok Kerja terkait. (Diskominfotik)