MERANTI - Salah satu anggota Polres kepulauan Meranti yakni Briptu Dian Anggi Sitanggang kembali mengukir prestasi gemilang dalam menjalankan misi perdamaian dunia di bawah organisasi Internasional Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Republik Afrika Tengah.
Dia merupakan Polisi Wanita (Polwan) satu-satunya dari Satuan Reserse Narkoba di Polres Kepulauan Meranti yang dikirim.
Sebelumnya sudah ada 3 orang personel Polres Kepulauan Meranti yang juga dikirim sebagai pasukan keamanan PBB, mereka diantaranya yakni Briptu Berliansyah dan Bripka Jerri Sinaga PS dari Sat Lantas serta Bripka Dongan Marulitua Manalu anggota Sat Polair yang ditugaskan pada Satuan Tugas Garuda Bhayangkara 2 Formed Police Unit (FPU) XII Unamid dan menjalankan misi perdamaian di Sudan, Afrika.
Polwan berusia 27 tahun itu tergabung dalam FPU 4 dan mengemban misi Multidimentional Integrated Stabilization Mission in Central Africa Republic (Minusca) dalam Satuan Tugas Garuda Bhayangkara. Bersama 139 anggota Polri lainnya, ia bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di Bangui, ibukota negara Afrika Tengah.
Dari jajaran Polda Riau, bukan hanya Briptu Dian saja yang berangkat ke Afrika. Ada dua lainnya yakni polisi laki-laki dari Satuan Brimob dan Polda Riau yang juga ikut dalam misi itu. Keduanya ditugaskan selama 12 bulan di negara bekas jajahan Perancis itu.
Tidaklah mudah bagi Dian, terpilih dan bergabung dalam misi Internasional tersebut. Setelah melalui rangkaian proses seleksi yang panjang yang dimulai tahun 2019 lalu hingga dinyatakan lulus bertugas.
Jalan yang ditempuh Briptu Dian untuk bisa berangkat tidak mudah. Ia harus bersaing dengan banyak personel dari seluruh Polda di Indonesia.
"Saya bergabung di misi ini tahun 2021. Memulai pelatihan dari tahun 2020, dimana sebelumnya melaksanakan tes pendaftaran tahun 2019, setelah lulus diberangkatkan sebanyak 140 orang, dimana 25 orang diantaranya Polwan," kata Dian saat ditemui di Mako Polres Kepulauan Meranti, Selasa (7/11/2023) siang.
Sebelum menjadi bagian dari pasukan perdamaian PBB, Briptu Dian bersama ratusan polisi lainnya telah melalui berbagai tahapan seleksi, yaitu kesehatan, psikologi, dan kemampuan bahasa. Mereka juga dilatih Bahasa Inggris dan Bahasa Prancis, dan juga masalah teknik taktik lapangan.
Siapa sangka, dengan wajah cantiknya ternyata dia memiliki kemampuan yang luar biasa sehingga dipercaya menjadi anggota perdamaian dunia.
Briptu Anggi seorang yang multilingual. Ia menguasai beberapa bahasa sekaligus. Selain bahasa Indonesia, ia juga diketahui fasih berbahasa Inggris dan Prancis.
"Saya dinyatakan terpilih menjadi bagian dari pasukan keamanan PBB ini setelah diumumkan kemampuan menembak saya diatas rata-rata, selain itu saya juga mampu menguasai bahasa Inggris dan Prancis," ujarnya.
Briptu Dian pun menceritakan pengalamannya saat berada di benua Hitam itu. Secara umum situasi kondisi di Afrika Tengah sering terjadi konflik bersenjata antara pemerintah dengan armed group.
Adapun kepercayaan yang diberikan dari institusi Polri kepada Briptu Dian dalam tugas misi perdamaian PBB ini yakni sebagai tactical troops di daerah misi tersebut. Setiap harinya ia menenteng senjata laras panjang lengkap dengan rompi anti peluru dan helm biru muda berlogo United Nations (PBB) untuk melindungi penduduk setempat.
Dalam misi tersebut, Briptu Dian bergabung dengan pasukan keamanan lainnya dari 11 negara yang setiap harinya melakukan patroli, melakukan kegiatan sosial dan memberikan edukasi kepada warga setempat.
Selain itu juga mempromosikan hak asasi manusia, serta mendorong keikutsertaan perempuan dalam kedua proses itu.
"Disana saya bergabung bersama pasukan keamanan dari 11 negara lainnya. Selain melakukan patroli setiap hari, kami juga melakukan kegiatan sosial dan memberikan edukasi kepada masyarakat di sana," kata Dian.
Anak kedua dari 5 bersaudara ini mengatakan jika menjadi pasukan perdamaian dunia merupakan cita-citanya sejak lama. Menurutnya, semangat menjaga perdamaian merupakan bentuk pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara. Dia juga mengatakan tertarik bergabung setelah melihat begitu banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban di daerah konflik.
Wanita kelahiran Jaya Pura, 18 Februari 1996 silam ini menjelaskan, selama bertugas di Afrika dirinya mendapat pengalaman yang luar biasa.
"Sebelum menjadi polisi saya sudah termotivasi dan punya mimpi ini sejak lama melihat para pasukan baret biru yang membawa misi perdamaian. Setelah menjadi polisi dan ada seleksi menjadi bagian dari pasukan PBB, saya langsung mendaftarkan diri. Ikut misi perdamaian ini ada banyak pengalaman dan kesan luar biasa yang saya dapatkan. Akhirnya saya bisa menjamah dan menyatu dengan anak-anak disana yang menjadi impian saya sejak lama," ungkapnya.
Genap setahun bertugas sebagai polisi yang membawa misi kedamaian dunia di bawah bendera PBB, kini Briptu Dian Anggi sudah kembali ke tanah air.
Ia pun mendapatkan penghargaan tertinggi dari PBB yang sering dikenal dengan UN Medal. Penghargaan ini diberikan pada seluruh polisi yang telah menjaga keaman masyarakat Afrika Tengah.
Lebih jauh diungkapkan, setelah menjalani tugas di negara konflik seperti Republik Afrika Tengah, rasa bersyukur karena lahir dan hidup sebagai warga negara Indonesia sangat dirasakan.
"Bagaimanapun di Indonesia, jauh lebih sulit di sana. Jauh sekali perbandingannya. Untuk mendapatkan air bersih saja warga di sana kesulitan dan harus mengandalkan pembagian air dari kontingen-kontingen FPU," ucap Polwan yang saat ini akan bertugas di SPN Polda Riau.
Belum lagi kondisi geopolitik di sana yang membuat negara tersebut dikategorikan sebagai zona merah dari segi keamanan.
"Ini pengalaman yang luar biasa yang saya rasakan yang lebih ke misi kemanusiaan. Kita harusnya banyak bersyukur dengan keadaan Indonesia. Karena di Afrika Tengah serba kekurangan, selain kondisi ekonomi yang sulit juga banyak persoalan mendasar yang belum tertata dengan baik," pungkasnya.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul Lapawesean Tendri Guling SIk MH mengapresiasi kerja keras dan dedikasi tinggi Peacekeepers tersebut dalam menjalankan tugas berintensitas tinggi untuk mengatasi berbagai konflik di Republik Afrika Tengah.
AKBP Andi Yul mengatakan dengan mengirimkan personel terbaik merupakan prestasi bagi Polres Kepulauan Meranti.
Dirinya mengaku bangga atas kembali terpilihnya anak buahnya dalam pasukan perdamaian PBB, sehingga turut membawa nama harum daerah di kancah dunia.
“Suatu prestasi membanggakan bagi personel yang terpilih, karena tentunya melalui seleksi yang begitu ketat. Saya sebagai kapolres memberikan apresiasi tinggi dan semoga sukses kedepannya," ucapnya.
Kapolres berharap agar semakin banyak anggotanya yang bisa dikirim dalam misi perdamaian tersebut.
"Ini salah satu pencapaian yang luar biasa. Mudah-mudahan kedepannya makin banyak personel Polres Kepulauan Meranti yang bisa berangkat dalam misi perdamaian PBB ini," tutur Andi Yul. (***)