Bupati H. Muhammad Adil, S.H., M.M Kunjungi Kampung Kepiting di Badung - TARGET RIAU

Rabu, 23 Maret 2022

Bupati H. Muhammad Adil, S.H., M.M Kunjungi Kampung Kepiting di Badung


BALI - Guna mengembangkan potensi laut dan pesisir di Kepulauan Meranti, khususnya peluang budidaya kepiting mangrove, Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil, S.H., M.M mengunjungi Kampung Kepiting di Kabupaten Badung Provinsi Bali, Rabu (23/3/2022).

Bupati dan rombongan diterima langsung oleh Kepala Bidang Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Badung, Anak Agung Sri Wahyuni dan Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Badung, Made Sumasa.

Dalam sambutannya, AA Sri Wahyuni menerangkan bahwa kelompok nelayan di kampung kepiting tersebut dulunya merupakan nelayan tangkap. Lalu berubah menjadi nelayan budidaya setelah diberikan edukasi melalui kelompok yang menjadi binaan Dinas Perikanan Kabupaten Badung.

"Ini kita sinergikan dengan sektor pariwisata lewat penyajian kuliner," kata Sri.

Namun sejak pandemi Covid 19, usaha budidaya dan kuliner kepiting tersebut menjadi terganggu bahkan berhenti total akibat berkurangnya daya beli dan kunjungan wisatawan. Baik domestik maupun luar negeri.

"Sejak covid ini berkurang permintaan. Memang kita di Badung ini 85 persen pendapatan masyarakat tergantung pada sektor pariwisata," jelasnya.

Usai pengarahan singkat, Bupati Adil diajak berkeliling melihat kolam pemijahan, pembibitan hingga pembesaran kepiting yang berada di hutan mangrove Kampung Kepiting Badung.


Ketua Kelompok Nelayan Wanasari, Made Sumasa dalam turing singkat itu menerangkan kelompok nelayan tersebut dibentuknya sejak tahun 2009 lalu. Hal itu menurutnya menjadi jalan untuk konservasi alam di sekitar mangrove Kabupaten Badung.

"Sebelumnya nelayan dan warga sekitar hanya mengeksploitasi mangrove untuk berbagai keperluan. Akhirnya hutan mangrove di sini banyak yang rusak," terangnya.

Setelah kelompok itu berdiri, nelayan dan masyarakat mulai sadar akan pentingnya ekosistem mangrove bagi nilai ekonomis. Diantaranya dengan membudidayakan kepiting yang diminati pasar lokal maupun luar negeri.

"Sekarang warga dan nelayan sudah mulai sadar. Kita juga membeli bibit mangrove dari mereka," sebutnya.

Lebih jauh disebutkan Made, kampung kepiting itu tidak hanya menjual kuliner kepiting saja. Tetapi juga menyediakan berbagai macam paket wisata, seperti paket melihat proses pemeliharaan dan menangkap kepiting, paket belajar budidaya kepiting hingga menjual bibit kepiting.

"Di sini kita lengkap, mulai dari perawatan indukan sampai bertelur, pemijahan jadi baby crab, dibesarkan hingga panen," ujar Made.

Berdasarkan pantauan di lapangan, hutan mangrove tempat budidaya kepiting di Badung secara geografis mirip dengan hutan mangrove di Kepulauan Meranti. Jalur tracking yang dibuat juga mirip dengan jembatan Pelangi Desa Banglas atau jalan pelantar hutan mangrove Desa Anak Setatah, Rangsang Barat.


Rawa mangrove dipasang jaring dan pelicin di sekelilingnya dengan tinggi 1 meter di atas pasang laut tertinggi, hingga membentuk kerambah budidaya. Kemudian juga ada ruangan tersendiri khusus untuk proses pemijahan indukan hingga menjadi baby crab. 

Dari proses bertelur hingga panen, kepiting yang dikelola oleh kelompok nelayan itu memakan waktu tiga sampai empat bulan. Adapun berat satu ekor kepiting siap panen sekitar 300 gram dengan harga Rp.180 ribu perkilogram.

Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil, S.H., M.M mengaku tertarik dengan budidaya kepiting yang digabung dengan konsep pariwisata seperti yang diusung Kampung Kepiting Badung.

"Kalau kita bandingkan luasan hutan mangrove Meranti dengan yang ada di Badung ini, jelas jauh lebih luas mangrove kita. Kondisi rawanya juga hampir sama, berlumpur dan tergenang saat air laut pasang," kata bupati.

Untuk itu dia meminta Dinas Perikanan Kepulauan Meranti mempelajari lebih rinci proses budidaya kepiting di tempat tersebut. Jika memungkinkan, dia ingin ada budidaya kepiting bakau di kabupaten yang dipimpinnya.

"Coba dilakukan kajian dan pelajari lebih jauh budidaya kepiting di sini. Sekalian kita manfaatkan potensi makauhe kita. Jadi selain budidaya udang vaname dan kakap putih, kita upayakan ada klaster untuk kepiting," ujarnya lagi.

Kepala Dinas Perikanan Kepulauan Meranti Eldi Syaputra mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti instruksi bupati tersebut. "Kita akan lakukan penjajakan lebih jauh. Tentu ini akan bernilai ekonomi cukup tinggi bagi warga di Meranti jika berhasil membudidayakan kepiting seperti di Badung ini," sebut Eldi.

Turut mendampingi bupati dalam kunjungan itu, Asisten II Setdakab Meranti Suhendri, Plt. Kepala DPKAD Alamsyah Almubaraq dan sejumlah kepala OPD lainnya. (Prokopim)

Bagikan berita ini

Disqus comments