Tidak ada bukan berarti tidak mendengar, poin-poin aspirasi itu tetap ia catat, ia pantau perkembangannya secara virtual, ia memang tak banyak berkomentar, ia lebih memilih bekerja.
Kerja itu filosofinya, disiplin itu gaya hidupnya, kadang waktu istirahatnya di gunakan untuk bekerja, kadang sampai larut malam ia berdiskusi, lalu subuhnya lanjut tour kesana-sini.
Besok tes ulang dimulai, ini juga jawaban dari semua pergelaran aksi saudara-saudara semua tentunya, yakni ingin keadilan yang diwujudkan dengan cara yang sebaik baiknya, yang transparan, adil dan terbuka bagi seluruh masyarakat Meranti pada umumnya.
Tidak ada istilah titipan, orang dalam ataupun nepotisme, semua punya hak untuk mengabdi untuk Negeri Meranti kita tercinta, semua punya hak yang sama, tidak ada lagi diskriminasi, semua diterima dengan cara yang seadil-adilnya.
Maju, cerdas dan bermartabat itu tidak bisa dijalankan dengan sendiri untuk membangun Meranti harus bersama - sama, bukan hanya pemimpin saja yang harus memikirkannya bahkan semua elemen masyarakat pun harus memikirkan juga.
Penulis : Nurhadi
